BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Sebagai
salah satu kebutuhan manusia, kayu diperlukan untuk berbagai kebutuhan hidup
seperti untuk bahan bangunan, bahan baku perabot rumah tangga dan lain-lain.
Dengan bertambahnya populasi manusia maka kebutuhan akan kayu juga semakin
meningkat. Kayu memiliki sifat-sifat yang berbeda, baik itu antar jenis kayu
maupun pada jenis kayu yang sama, bahkan dalam satu pohon pada posisi yang
berbeda sifat fisik dan mekaniknya berbeda. Selain itu kita perlu mengetahui
banyak hal seperti ciri anatomi, ciri umum, sifat dan kegunaan kayu tersebut.
B.
TUJUAN
Tujuan
dari pembuatan tugas ini adalah:
1. Untuk
mengetahui ciri umum kayu, ciri anatomi kayu, sifat dan kegunaannya serta sifat
lainnya.
2. Memberikan
pengetahuan lebih lanjut tentang kayu Jongkang (Palaquium leiocarpum BOERL).
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pohon
Jongkang (Palaquium leiocarpum BOERL)
Kayu Jongkang termasuk jenis kayu yang
memiliki kelas awet III, sedangkan kekuatannya termasuk kelas kuat II dan III,
mudah dikerjakan dan dapat digunakan sebagai bahan baku kontruksi ringan.
Tinggi pohon 30 m – 45 m, panjang batang bebas cabang 15 m – 30 m, dengan
diameter 50 cm – 100 cm, bentuk batang lurus selindris kadang-kadang berbanir 1
m – 2 m, dan warna daun merah karat.
Di Kalimantan kayu Jongkang ditemukan di
hutan primer tumbuh pada dataran rendah tanah berawa dengan jenis tanah liat
atau tanah berpasir, di daerah banyak hujan pada ketinggian 900 m dari permukaan
laut.
B. Klasifikasi
Botani Kayu Jongkang (Palaquium leiocarpum
BOERL)
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub
divisio: Angiospermae
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Sapotaeales
Family : Sapotaceae
Genus : Palaquium
Species : Palaquium
leiocarpum BOERL
C. Ciri
Umum Kayu Jongkang (Palaquium leiocarpum
BOERL)
Sifat
fisik/kasar atau makroskopis adalah sifat yang dapat diketahui secara jelas
melalui panca indera, baik dengan penglihatan, pen-ciuman, perabaan
dan sebagainya tanpa menggunakan alat bantu. Sifat-sifat kayu yang
termasuk dalam sifat kasar antara lain adalah :
1.
Warna
Kayu teras berwarna bervariasi dari
coklat kuning, coklat muda, coklat ungu, coklat merah sampai coklat atau merah tua. Kayu gubal berwarna lebih
muda, tapi biasanya hanya sedikit berbeda dari kayu teras, tebal sering kali 5
sampai 10 cm .
2.
Tekstur
Tekstur adalah ukuran relatif
sel-sel kayu, yaitu penampilan sifat struktur pada bidang lintang, untuk kayu
ini teksturnya halus sampai agak kasar dan merata.
3.
Arah Serat
Arah serat adalah arah umum sel-sel
kayu terhadap sumbu batang pohon. Arah seratnya lurus sampai agak terpadu.
4.
Kesan Raba
Kesan raba adalah kesan yang
diperoleh pada saat meraba permukaan kayu. Kesan raba permukaan kayu ini adalah
kayu agak licin.
5.
Berat Jenis
Berat suatu kayu tergantung dari
jumlah zat kayu, rongga sel, kadar air dan zat ekstraktif didalamnya. Khusus
untuk berat jenis kayu ini adalah sekitar 0,73.
6.
Sifat Pengerjaan
Pada umumnya mudah dikerjakan, kayu
dapat diserut sampai sangat halus dan dapat diplintur dengan baik, meskipun
harus didempul terlebih dahulu.
7.
Higroskopis
Kayu mempunyai sifat dapat menyerap
atau melepaskan air. Makin lembab udara disekitarnya makin tinggi pula
kelembaban kayu sampai tercapai keseimbangan dengan lingkungannya.
8.
Kilap
Kilap adalah sifat kayu untuk
memantulkan cahaya. Untuk kayu ini kesan yang nampak pada permukaan kayu
mengkilap.
Sifat
struktur/mikroskopis adalah
sifat yang dapat kita ketahui dengan mempergunakan alat bantu, yaitu kaca
pembesar (loupe) dengan
pembesaran 10 kali. Sifat struktur/ sifat mekanik kayu yang diamati adalah :
1. Saluran getah adalah
saluran yang berada dalam batang kayu, dan bentuknya seperti lensa. Saluran
getah ini tidak selalu dijumpai pada setiap jenis kayu, tapi hanya terdapat
pada kayu-kayu tertentu. Contohnya kayu Jongkang (Palaquium leiocarpum BOERL), getahnya berwarna putih.
2.
Keteguhan lentur statis
Pada bagian pangkal kekuatannya kayu
ini lebih besar dibanding dengan ujung, dimana nilai kerapatan adalah semakin
menurun dari bagian pangkal ke ujung.
3.
Keteguhan Lentur Patah
Menunjukkan bahwa tingkat kadar air,
faktor bagian batang dan interaksi antara kadar air dan bagian batang tidak
berpengaruh nyata terhadap uji lentur patah pada kayu ini.
4.
Keteguhan Sejajar Serat
Nilai keteguhan sejajar serat
menunjukkan adanya penurunan dari pangkal kebagian ujung dan mengalami
peningkatan dari kadar air. Untuk jenis kayu ini bila suatu batang pendek
ditekan sejajar serat sampai terjadi kerusakan ternyata kerusakan terjadi
secara bertahap.
5. Parenkim
Parenkim
pada kayu ini berbentuk tangga, parenkim bentuk pita berjarak rapat dan teratur
yang tebalnya kurang dari tebal jari-jari, sehingga membentuk susunan mirip
anak tangga.
6. Jari-jari
Jari-jari
adalah parenkim dengan arah horizontal. Jari-jari dapat dibedakan berdasarkan
ukuran lebarnya dan keseragaman ukurannya. Jari-jari pada kayu jongkang nampak
agak lebar 24-50µ.
7. Pembuluh
Sel-sel pembuluh tampak jelas dengan
bantuan lup berkekuatan pembesaran 10x, berbentuk seperti pori-pori pada
penampang lintang batang kayu. Pada pembuluh kayu jongkang umumnya berbentuk berganda radial 2, sampai 4
sel.
8. Serat
Adalah
suatu yang tampak berupa potongan-potongan komponen yang membentuk jaringan
memanjang yang utuh. Panjang serat kayu ini ialah 1.817 µ dengan diameter 21 µ.
9.
Kerapatan
Kerapatan kayu merupakan ketahanan
kayu dan kekuatannya, untuk kayu ini kerapatannya adalah 555 sampai 900 kg/m³
10. Pori-pori
Yaitu sel-sel yang berbentuk pembuluh
dengan arah longitudinal yang dapat dilihat pada penampang melintang. Pada kayu
ini Pori-porinya soliter dan bergabung atau berkelompok 3-5 dalam arah radial, diameter
50-150 µ, kadang-kadang berisi tilosis atau endapan berwarna putih-kuning.
11. Dinding
sel
Dinding sel yaitu stuktur di luar
membran plasma yang membatasi ruang bagi sel untuk membesar untuk sel yang baru
pada kayu ini sangat tipis.
12. Lignin
Lignin bersifat termoplastik dan
sangat stabil atau sukar dipisahkan. Kandungan atau kadar lignin pada kayu
jongkang yaitu 29,9%.
13. Selulosa
Merupakan struktur dasar sel
tanaman, kadar selulosa pada kayu ini 47,4%.
D. KEGUNAAN KAYU Jongkang (Palaquium leiocarpum BOERL)
Kayu
Jongkang ( digunakan untuk papan perumahan, kayu lapis, lantai, rangka pintu
dan jendela, alat musik, alat olah raga, industri, alat kedokteran, bahan
isolasi dan perkapalan). Di samping itu jongkang juga menghasilkan getah yang
disebut Hangkang Gum. Selanjutnya menurut Hayne (1987:1578) menggunakan
diantara getah perca, kayu jongkang
menempatkan diri kira-kira pada tempat yang sama seperti jelutung, diantara
getah liar harganya lebih tinggi, oleh karena kayu Jongkang tidak mengandung
air yang berlebihan yang memberatkan jelutung. Kayu Jongkang banyak digunakan
untuk memalsukan jenis-jenis yang lebih baik.
E. Silvikultur
1. Tempat tumbuh
Jongkang tumbuh di hutan hujan
tropis primer pada tanah datar di daerah pinggir sungai yang sering tergenang
air, sampai di lereng dan punggung bukit dengan tekstur tanah liat atau
bercampur pasir, pada ketinggian sampai 900 m dari permukaan laut.
2. Buah
Pohon jongkang berbunga dan berbuah
setiap tahun. Bentuk buah lonjong dan berwarna coklat ketika sudah masak.
3. Permudaan
Permudaan alam tidak banyak terdapat
dan tumbuh secara tersebar. Pertumbuhan anakan menghendaki tempat terbuka.
Sistem TPI dapat diterapkan dengan diikuti perawatan permudaan.
F. Gambar Kayu Jongkang (Palaquium leiocarpum BOERL)
1.
2.
2.
Parenkim Apotrakea bentuk tangga pada
kayu jongkang (Palaquium leiocarpum
BOERL)
Gambar
3. Sepotong
kayu untuk memperlihatkan bidang pengamatan: A. Bidang melintang; B. Bidang
radial; C. Bidang tangensial
BAB III
PENUTUP
Kegiatan
untuk menentukan suatu jenis kayu, secara teknis menjadi sangat penting dalam
rangka menentukan rencana penggunaannya, serta untuk kepentingan transaksi
jual-beli atau perdagangan kayu.
Secara
teoritis, metode,pengenalan/penentuan/identifikasi jenis kayu mudah dipelajari
sebagai suatu pengetahuan.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Martawijaya Abdurahim dkk. 1989.
Atlas Kayu Indonesia. Departemen Kehutanan Badan Penelitian dan Pengembangan
Kehutanan. Bogor.
Saburi. 2003. Pengujian Sifat dan
Mekanik Kayu Jongkang (Palaquium
leiocarpum BOERL). Skripsi Jurusan Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan
Universitas Tanjungpura. Pontianak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar